Senin, 30 Juni 2014

Budaya Asing Merusak Kita (Indonesia)

Budaya Asing Merusak Kita (Indonesia)



Sekarang ini, kita sedang hidup di era yang serba cepat. Sebuah era dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat. Sebuah era dimana kita bisa melakukan apa saja dengan teknologi. Sebuah era yang dipenuhi dengan kemudahan dalam melakukan apapun. Era ini sering kita sebut dengan era globalisasi.
Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi berjalan dengan sangat cepat, terutama teknologi informasi. Saat ini, hanya dengan mengetik nama situs di komputer, kita bisa menjelajahi dunia. Hanya dengan menekan nomor pada pesawat telepon, kita bisa berbicara dengan siapapun yang kita inginkan tanpa mempersoalkan jarak.
Jika kita lihat contoh yang ada, maka kita bisa menyimpulkan bahwa perkembangan zaman dan teknologi memiliki dampak positif jauh lebih besar dari dampak negatifnya. Namun pada kenyataanya, dampak negatif justru lebih menonjol. Dampak negatif ini dapat membahayakan perkembangan budaya manusia. Contoh yang sudah jelas saja, berkembangnya kebudayaan asing di Indonesia.
Teknologi informasi yang begitu pesat membuat komunikasi internasional sangat mudah dilakukan. Dengan demikian, masuknya kebudayaan asing ke Indonesia pun terjadi secara signifikan. Saat ini, hampir semua aspek dalam kebudayaan asing telah masuk ke Indonesia. Mulai dari fashion, makanan, bahasa, etika pergaulan, sampai tata krama. Masyarakat Indonesia pun menerima masuknya kebudayaan asing ini dengan tangan terbuka tanpa memilah milihnya terlebih dahulu. Namun penerimaan masuknya budaya asing ke Indonesia ini memiliki dampak yang membahayakan. Masuknya kebudayaan asing ke Indonesia mengakibatkan berkurangnya keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya negeri sendiri sehingga membuat kebudayaan asli Indonesia sendiri menjadi pudar dalam diri masyarakat Indonesia. Hal ini sangat berbahaya karena kebudayaan asli Indonesia adalah jati diri bangsa Indonesia. Dengan membiarkannya pudar, maka berarti juga membiarkan Negara Indonesia dijajah oleh bangsa asing dalam arti tertentu.
Di samping memudarkan kebudayaan asli Indonesia dalam diri masyarakat Indonesia, masuknya kebudayaan asing pun bisa merusak kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia tidak semuanya cocok dengan kebudayaan asli Indonesia. Bahkan bisa dikatakan kebudayaan asing banyak bertentangan dan berbeda dengan kebudayaan Indonesia. Salah satu contohnya adalah dalam hal tata krama dan sopan santun. Dibandingkan dengan kebudayaan asing, tata krama bangsa Indonesia secara umum bisa dibilang lebih halus daripada kebudayaan asing. Namun dengan masuknya tata krama asing, tata krama Indonesia yang awalnya halus berubah menjadi kasar.
Contoh lainnya dapat dilihat dari hal kecil seperti, cara berpakaian, yang dulunya masyarakat indonesia memakai pakaian tradisional, yang jika dalam tradisi Jawa, wanita memakai kebaya dengan sanggul dirambutnya. Sedangkan pria, memakai beskep, dengan bawahan kain batik, serta blangkon di kepalanya. Begitu juga di daerah lain, beragam pakaian tradisional yang seharusnya kita lestarikan malah kita abaikan. Saat ini pakaian yang kita kenakan sudah tercampur dengan budaya luar. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Bahkan pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda.
Kebanggaan untuk mengenakan pakaian atau melakukan kebiasaan dalam budaya kita sepertinya sudah luntur di dalam benak kita masing-masing. Bahkan kita justru malah bangga dengan mengenakan pakaian Negara asing, melakukan kebiasaan yang dilakukan oleh Negara lain agar dianggap lebih modern, atau agar lebih terlihat modis dan gaul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar