Manusia Dan Keindahan
Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Yang tidak mengandung kebenaran, berarti tidak indah.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangann, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Yang tidak mengandung kebenaran, berarti tidak indah.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangann, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas
Keindahan dalam arti luas
merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya
tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah
dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai sebagai kesatuan hubungan yang terdaat antara penceyapan-pencerapan inderawi kita.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai sebagai kesatuan hubungan yang terdaat antara penceyapan-pencerapan inderawi kita.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
Ø keindahan seni
Ø keindahan alam
Ø keindahan moral
Ø keindahan intelektual
Nilai estetik
Dalam
rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya.
Hal
itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi
yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam
jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh
orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak
kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu contohnya: puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai
intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya :
pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda)
puisi itu disebut nilai intrinsik
Hubungan manusia dan keindahan
manusia
memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia
tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati,
ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada
manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal,
manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna,
manfaat, dan tujuan. Dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan,
dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan,
dan juga Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan
tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalman atau kenyataan
mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat.
Berikut ini akan dicoba menguraikan motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
Berikut ini akan dicoba menguraikan motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
Manusia Dan Keadilan
Keadilan
adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan
memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika
Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20,
menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari
institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”.
Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita
tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa
ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan
politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi,
banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan,
karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan
intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya
Macam-macam keadilan :
Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum
dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu
masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut
sifat dasamya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat
Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan
legal.
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
Keadilan Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama
(justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali
bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah
harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan
lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.- maka Budi harus
menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama
justru hal tersebut tidak adil.
Keadilan Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan
ketertiban dalam rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan
sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan di sini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan di sini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Mannusia Dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir
atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah
keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain –
lain.
Penderitaan adalah sebuah
kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun.
Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari
dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor
internal dan faktor eksternal.
Dalam
diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang
menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari
adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan.
Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi
tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau
diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila
karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan
mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan
lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa
takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum
bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Sekarang yang paling
penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa
takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka
usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu
muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita
sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari
luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu
eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang
benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang
bersangkutan.
Siksaan
Berbicara
tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka, dosa
dan akhirnya Firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita
maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan
ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam
Al-Qur’an surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi
orang-orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami
manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis
dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara
tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan
bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit,
siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan
manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan
baik langsung ataupun tidak langsung.
Siksaan bersifat Psikis
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat
menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga
ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah
berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat
mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya,
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa
atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang
sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu
wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti
halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan
terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius,
seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu
cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya
orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti
dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain
mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu
kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian
tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu
atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan
lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian
hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan
dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai,
sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
Claustrophobia dan Agoraphobia.
Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia
adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang
merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu
disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi,
misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan
dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding
tembok dibawahnya.
Kegelapan
merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap.
Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu
yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki
agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
Kesakitan
merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum
injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam
pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
Kegagalan
merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan
terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan
dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Pengertian Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah
gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab Kekalutan Mental
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma;
hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri
yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan
menghancurkan mentalnya.
terjadinya
konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat
menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan
diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima
keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses Kekalutan Mental
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
Positif
: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha
agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu
malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang
positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif
: trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
agresi
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah
tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitamya.
regresi
adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan
(infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai
meraung-raunganemecah barang-barang.
fiksasi
adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap),
misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan
kepala pada benda keras.
proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak
yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya,
misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan
bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang
sukses.
narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
autisme
adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, is puas dengan fantasinya sendiri yang
dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
kota-kota
besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat,
sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian
orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme
sebagai ciri masyarakat kota.
anak-anak
muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau
diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya,
sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam
kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak
sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
Wanita
pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam
hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut,
sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga
kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit
akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
orang
yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada
kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak
dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah
sekali mengalami penderitaan.
orang
yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki
sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung
sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalan
spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan
maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat,
sehingga dunia ini benar-benar menipakan neraka dalam hidupnya. Bagi
mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya
terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian
bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya.
Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu
mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.
Sebab-sebab Timbulnya Penderitaan
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Sumber :
http://abra139210.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar